VARIABLE

VARIABLE

Sebuah konsep dan konstruk mempunyai sifat yang berlainanMisalnya konstruk jenis kelamin mempunyai dua sifat yaitulaki-laki dan perempuan. Terpaan media mempunyai sifatsangat sering, sering, jarangJika nilai-nilai tersebut diberikan pada konstruk maka konstruk tersebut berubah menjadi variable. Dalam kata lain variable adalah suatu konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilanga.
Contohnya:
Berat badan : (3) gemuk (2) sedang (1) kurus
Inilah mengapa disebut variable yang berati bervariasi.
       Variable sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep opererasional.
       Variable menurut Mayer (1984:215) adalah konsep tingkat rendah yang acuan acuannya secara relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi seta mudah diklarifikasi diurut dan diukur. Variable adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau konstruk. Variable berfungsi sebagai penghubung antar dunia teoritis dengan dunia empiris. Variable merupkan fenomena atau peristiwa yang dapat diukur atau dimanipulasi dalam proses riset. Variable dapat memiliki lebih dari satu nilai dalam kontinum tertentu (bervariasi).
       Proses mengubah konsep (konstruk) menjadi variable ada pada tahap operasional konsep (definisi operasional). Lebih jelanya dapat disimpulkan :
  1.        Terpaan media (konsep)
  2.        Frekuensi dan durasi seseorang dalam menonton tv (konstruk)
  3.        Frekuensi (1) sangat sering, (2) sering, (3) jarang ; durasi (1) sangat lama, (2) lama, (3) sebentar.





Jenis-jenis variable :

A.    Variable pengaruh / Bebas / Bebas (Independent Variable) dan variable tergantung/ tidak bebas (Dependent Variable)

1)    Variabel bebas adalah variable yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variable lain. Variable ini secara sistematis divariasi oleh periset
 2) Variable tergantung adalah variable adalah variable yang diduga sebagai akibat atau yang dipengarui  oleh variable yang mendahuluinya. Variable ini adalah observasi dan nilainya diasumsikan tergantung pada efek dari variable pengaruh.  Dengan kata lain variable tergantung adalah apa yang periset inginkan untuk dijelaskan.

Perlu dicatat pembedaan atas kedua variable tergantung dari tujuan riset. Sebuah variable pengaruh  pada satu riset mungkin menjadi variable tergantung pada riset lain.
Selain itu dimungkinkan periset menguji hubungan lebih dari satu  variable pengaruh terhadap variable tergantung.  Ini disebut analisis multivariat. Jika hanya ada satu variable pengaruh dan tergantung disebut analisis bivariat.

B. Variable Anteseden dan Variable Prediktor
  1. variable yang biasanya digunakan untuk memprediksi atau diasumsikan menjadi sebab ( dapat disamakan dengan independent variable)  disebut variable prediktor atau variable anteseden.
  2. criterion variable adalah variable yang diprediksi atau diasumsikan menjadi akibat (yang disamakan dengan dependent variable)
       Selain itu juga dikenal variable kontrol, tujuannya untuk membatasi variable pengaruh atau untuk mengeliminasi faktor pengaruh yang tidak diinginkan. Variable kontrol digunakan untuk meyakinkan bahwa hasil riset selaras dengan variable pengaruh bukan pada sumber lain. Keberadaan variable kontrol pada dasranya sebagi perbandingan terhadap variable pengaruh.  Jika variable kontrol dinilai lebih mempengarui  variable tergantung  maka variable kontrol yang dijadikan variable tergantung.

D. Variable berdasarkan Nilainya
  1.       Variable dikotomis jika variable tersebut hanya berisi dua nilai, misalnya (YA-TIDAK), (LAKI-PEREMPUAN)
  2.       Variable diskrit jika datanya hanya mempunyai satu nilai tertentu saja, misalnya (jumlah anak yang dimiliki)
  3.       Variable kontinu jika nilai-nilainy bergerak dalam interval tertentu bahkan tidak terbatas antara dua nilai misalnya (tinggi badan seseorang)
D.  Variable dikelompokkan berdasarkan cara pengukurannya:
       
       1)  Variable Nominal yaitu variable yang ditetapkan berdasarkanpenggolongan. Pengelompokkan Berdasarkan kategori tertentu. Bersifat diskrit (satu nilai) dan mutually exclusive (satu objek masuk hanya pada satu kelompok) contohnya jenis kelamin, status pendidikan, agama dll

        2) Variable ordinal yaitu variable yang memiliki jenjang tingkatan diurutkan dari yang paling tinggi ke paling rendah atau sebaliknya. Dengan memperhatikan interval (jarak). Jenjang tertinggi dan jenjang terendah itetapkan berdasarkan kesepakatan sehingga angka 1 atau 8 dapat berada pada tingkayan jenjang tertinggi atau terendah. Contohnya tinggi badan, rangkin mahasiswa

3)Variableinterval yaitu variable seperti ordinal namun mempunyai jarak atau interval yang sama. Diasumsikan mempunyai satuan pengukuran yang sama. Mempunyai ciri angka nol tidak mutlak. Misalnya (variable tingkat penghasilan Rp 1000-Rp 3000)

4)Variable Rasio, variable yang mempunyai permulaan angka no mutlak. Misalnya (variable umur 0,1,2,3), (variable luas 0 m2.1m3,dsb)
 

         Konsep masih berbentuk abstraksi. Padahal periset bekarja dari tahap abstrak (konseptual) ke tahap operasional. Seorang periset akan berada pada tiga tahapan yaitu:
         1.level konsep ( suatu level yang meliputi perumusan masalah, kerangka teori, hingga perumusan hipotesis)
         2.Level empiris (mencakup perumusan hipotesis riset atau operasional, dan analisi data)
         3.Kembali ke level konsep (tahap kesimpulan)

        Sebuah konsep harus dioperasional agar dapat diukur. Proses ini disebut dengan operasionalisasi konsep atau definisi operasional. Hasilnya berupa konstruk dan variable berserta indikatornya pengukuranya. Pernyataan atau batasan ini adalah hasl dari kegiatan mengoperasionalkan konsep, yang memungkinkan riset mengukur konsep, konstruk, variable yang relevan dan berlaku untuk semua jenis variable.


Previous
Next Post »
0 Komentar